Mengapa Cina mengimpor banyak kedelai?

China mengimpor 8,09 juta metrik ton kedelai pada bulan Oktober, bulan terbesar dalam empat tahun, dan tahun ini akan mencatat impor tahunan terbesar yang pernah tercatat.

Jumlah kedatangan pada bulan Oktober melonjak 56% dari 5,18 juta ton pada periode yang sama tahun lalu, menurut data bea cukai.

Margin penghancuran di Rizhao, pusat pemrosesan utama China, telah meningkat menjadi 75 yuan per ton kedelai dari sekitar 600 yuan pada bulan Agustus.

Beberapa pedagang dan analis mengatakan bahwa menjelang pemilihan presiden AS, pedagang biji-bijian AS bersaing untuk mengirimkan rekor panen AS ke China dan khawatir tentang ketegangan perdagangan baru.

Data Bea Cukai menunjukkan, total impor kedelai pada 10 bulan pertama tahun 2024 mencapai 89,94 juta ton, meningkat 11,2% secara tahunan, mendekati impor tahun lalu yang sebanyak 99,41 juta ton.

Pada tahun 2020, Tiongkok mengimpor 100,31 juta ton kedelai, rekor tertinggi.

Para pedagang dan analis mengatakan bahwa ancaman tarif Trump dalam pidato kampanye mendorong beberapa importir China untuk menghindari barang-barang AS mulai Januari tahun depan.

Mengapa Cina mengimpor begitu banyak kacang kedelai?

Hak cipta dimiliki oleh penulis. Untuk cetak ulang komersial, silakan hubungi penulis untuk mendapatkan izin. Untuk cetak ulang nonkomersial, harap sebutkan sumbernya.

    Alasan 1:

Produksi kedelai dapat dilakukan dengan sangat mekanis, dan tenaga kerja yang dibutuhkan lebih sedikit daripada tanaman lain pada tingkat mekanisasi yang sama. Tanaman ini merupakan salah satu tanaman curah yang paling hemat tenaga kerja.

Sumber daya China yang benar-benar melimpah adalah tenaga kerja. Semakin banyak tenaga kerja yang dibutuhkan dalam suatu industri, semakin besar keuntungan relatif yang dimiliki China. Semakin sedikit tenaga kerja yang dibutuhkan dalam suatu industri, semakin besar kerugian relatif China.

Kedelai merupakan industri yang secara relatif sangat merugikan bagi Cina. Dan industri seperti sayur-sayuran, buah-buahan, pembibitan, perikanan, dan bunga yang membutuhkan tenaga kerja paling banyak, memiliki keuntungan relatif yang lebih besar bagi Cina.

Oleh karena itu, strategi Tiongkok yang paling hemat biaya adalah berfokus pada pengembangan industri-industri dengan permintaan tenaga kerja terbesar, mengekspor sayur-sayuran, buah-buahan, bunga, dll., dan mengimpor produk-produk yang dapat dimekanisasi secara menyeluruh dan membutuhkan lebih sedikit tenaga kerja.

Di masa depan, Tiongkok perlu berkembang ke arah pertanian yang sangat padat pengetahuan. Sumber daya alam per kapita yang rendah merupakan kelemahan yang tidak dapat diatasi. Hal ini tidak dapat diatasi dengan kerja keras, tetapi pengetahuan dapat diatasi dengan kerja keras. Oleh karena itu, pilihan industri dengan konsumsi tenaga kerja yang tinggi hanyalah pilihan sementara dan perlu. Pertanian berpengetahuan tinggi adalah masa depan Tiongkok.

Jika menanam kedelai membutuhkan banyak tenaga kerja, seperti halnya menanam sayur dan buah, maka harga kedelai internasional akan menjadi sangat mahal. Bahkan jika hasil panen kedelai jauh lebih rendah daripada tanaman pangan utama lainnya dan Tiongkok memiliki sedikit lahan subur per kapita, kami tetap akan menanam banyak.

Mesin pembersih kacang yang diproduksi oleh perusahaan Hebei Beibu kami akan menyelesaikan salah satu langkah dalam pekerjaan ini.

Kami memproduksi mesin pembersih biji-bijian, mesin pembersih kaca depan, mesin penghapus batu, mesin berat jenis, dll. Ini semua adalah mesin untuk membersihkan kedelaiDengan menggunakan mesin ini, dapat diperoleh kedelai dengan kemurnian yang sangat tinggi.

    Alasan 2:

Karena Tiongkok memiliki terlalu sedikit lahan subur per kapita, meskipun kedelai dapat memecahkan masalah "makan dengan baik" bagi rakyatnya, Tiongkok harus memberi prioritas pada "makan yang cukup", yaitu, memberi prioritas pada penanaman tanaman dengan hasil per hektar yang lebih tinggi.

Meskipun menanam kedelai secara ekonomi lebih hemat biaya, Tiongkok harus mengurangi penanaman kedelai dan menanam lebih banyak tanaman dengan hasil tinggi seperti jagung, beras, dan gandum. Mengimpor kedelai dapat memecahkan masalah "makan dengan baik" dan meningkatkan sumber nutrisi minyak dan protein.

Dengan cara ini, bahkan jika terjadi perang dagang dan pihak lain tidak menjual makanan ke Tiongkok, Tiongkok tetap dapat memastikan bahwa persediaannya cukup. Dan jika terjadi bencana alam global, atau terjadi masalah dalam industri kedelai global, yang mengakibatkan penurunan produksi yang signifikan, Tiongkok akan paling kondusif untuk memastikan pasokan pangan jika sebagian besar menanam tanaman dengan hasil tinggi.

    Alasan 3:

Luas lahan pertanian per kapita di Tiongkok tidak mencukupi, dan tidak dapat menyelesaikan masalah produksi semua makanan secara mandiri. Setelah memprioritaskan untuk memastikan kemampuan makan yang cukup, jika ingin makan dengan baik, Anda hanya dapat mengimpor sebagian saja. Berdasarkan dua alasan pertama, Tiongkok memilih untuk mengimpor kedelai daripada mengimpor biji-bijian lain untuk memproduksi kedelai secara mandiri.

Kombinasi ketiga alasan di atas telah menyebabkan Cina mengimpor kedelai dalam jumlah besar alih-alih menanamnya sendiri.